Tuesday, June 8, 2010
Wow, Ternyata Orgasme juga Ada Yang Organik Loh.. (MUST READ)
Melalui penjelasan tentang orgasme organik kali ini, kita kembali diajak untuk mengedukasi diri tentang apa arti sesungguhnya kenikmatan berhubungan itu. Orgasme Organik? Wah..wah..wah, rupanya bukan hanya makanan dan cairan pembersih saja yang organik, namun untuk urusan ranjang pun ada juga istilah organik. Tapi, apa sih maksudnya? Kenapa kok dinamakan organik? Anda penasaran? Mari kita simak bersama ulasan singkatnya berikut ini.
Apa itu orgasme organik?
Penjelasan singkatnya, orgasme organik adalah orgasme yang tidak dipaksakan. Selama ini tanpa disadari seringkali pasangan melewatkan nikmatnya aksi saling cumbu dan sentuh hanya karena 'target' mencapai orgasme/ klimaks yang diinginkan. Padahal yang paling penting sebenarnya kan bagaimana prosesnya, bukan hasilnya.
Wajib orgasme vs orgasme organik
Saat orgasme 'dipaksakan' untuk terjadi, misalnya dengan menggunakan vibrator demi mencapai klimaks, maka pasti timbul perbedaan yang cukup signifikan untuk kualitas orgasme yang dirasakan. Ibarat menelan makanan tanpa mengunyahnya dan menikmati rasanya lebih dulu. Berbeda dengan orgasme yang diperoleh secara alami. Timbul karena kedua pihak sama-sama menikmati indahnya hubungan yang ada, sehingga bisa mencapai orgasme atau klimaks dengan sendirinya.
Berangkat dari indahnya rasa berorgasme, hal tersebut kemudian seringkali dijadikan ukuran 'sukses-tidaknya' hubungan, sehingga saat orgasme yang diharapkan tidak tercapai, maka pasangan cenderung merasa gagal. Padahal terobsesi meraih orgasme bisa menimbulkan stres lho. Hal ini disebabkan pikiran tak lagi fokus untuk menikmati, namun lebih pada meraih sasaran. Menyebabkan tubuh dipaksa untuk mencapai orgasme yang sebenarnya hanya bisa dicapai melalui kenikmatan, bukan pemikiran atau cerdasnya teknik. Parahnya lagi, pasangan yang dalam berhubungan begitu fokus meraih orgasme, biasanya malah gagal mendapatkannya.[break]
Lalu, bagaimana dong?
Nikmati saja setiap sentuhan, cumbuan, gigitan, belaian, hingga ciuman yang diberikan pasangan (dan minta pasangan melakukan hal yang sama) dan biarkan klimaks orgasme itu datang sebagai bonus. Namun, jika tujuan utama Anda berhubungan adalah memang demi mencapai orgasme daripada bereksplorasi terhadap berbagai 'rasa', maka bolehlah memaksakan klimaks. Tapi jika tidak, maka kini saatnya untuk mengubah konsep berhubungan yang ada.
Waktunya berubah
Ingat saja bahwa sukses-tidaknya berhubungan seks sungguh bukan dari standar tercapai-tidaknya klimaks, meski klimaks sangat wow bila bisa dicapai. Namun, seks adalah tentang merasakan setiap kedekatan dan nikmatnya keintiman yang ada. Ayo berubah! (wo/meg)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment